Jum’at 23 Oktober 2009
Hari itu saya cepak-cepak untuk interview pekerjaan karena adanya panggilan dari sebuah perusahaan penerbitan (sebut saja penerbit X) pada hari rabu sebelumnya. jadwal untuk interview pada pukul 10.00 pagi dan sebelum kesana saya harus ngampiri teman saya dulu.
Setelah saya dan teman saya sampai ke alamat penerbit X tersebut ternyata perusahaan itu cukup besar dan banyak sekali pegawenya. Perusahaan itu juga terdapat bermacam-macam unit usaha. Mulai dari kursus seni rupa, kursus desain / web, toko buku, percetakan dan juga jasa tambal ban (hehehe ora dhing). Saya agak curiga karena di salah satu divisi perusahaan itu terdapat logo dengan gambar manuk.Burung unggas maksud’e. Bukan burung yang lain… Tetapi saya buru-buru melupakan apa yang saya curigai. Mungkin itu hanya sebuah lambang saja, begitulah pikiranku saat itu
Jam 10.00 Semua calon tenaga kerja di panggil mboko siji sampai masuk semuanya. Disana para calon tenaga kerja di suruh mengisi data diri dan pertanyaan-pertanyaan lain. Disini mulai ada keanehan. Karena ada salah satu poin pertanyaan ramutu seperti ini :
“bagaimana menurut anda jika pagi hari sebelum bekerja, semua karyawan bersama-sama melakukan do’a pagi dan renungan pagi?”
Kok perusahaan melakukan acara do’a pagi dan renungan pagi untuk seluruh karyawan pada pagi hari?,gek ngopo iki? memangnya yang muslim juga di ikutkan dalam ritual itu?
Setelah selesai mengisi data, salah seorang dari perusahaan merangkan mengenai seluk beluk perusahaan, bidang usaha, jam kerja, penggajian, suasana kerja dsb. Ternyata mereka juga memproduksi buku-buku rohani om gondrong.
Semua (dalam ruangan yang seperti kelas itu terdapat 8 orang) menyimak dengan serius, kecuali saya. Yang selalu terbayang dalam benak saya adalah pertanyaan dan penjelasan yang tadi. Apa yang saya pikirkan ternyata terbukti?!
Jam 11.20 mulailah pemanggilan satu persatu untuk wawancara. Sedangkan yang belum di panggil masih ada sesi tanya jawab dan bincang-bincang.
Pekok tenan..! begitulah pikirku. Ini kan hari jumat, masak mereka memulai interviewnya pada jam jam yang rata-rata umat muslim mempersiapkan diri untuk sholat jumat? Sing bener wae….. Saya hanya diam saja menunggu apakah mereka mengingatkan yang hadir di situ untuk sholat jumat atau tidak.
Ternyata saya mulai tidak tahan.
Jam 11.45 saya beranjak dari tempat duduk dan masuk ke ruang interview untuk ngampiri teman saya yang sedang interview untuk saya ajak keluar. Setelah di luar saya mengingatkan ia untuk sholat jum’at. Saya kemudian keluar gedung dan menunggu teman saya untuk ijin jumatan. Setelah nyang-nyangan dan dapat ijin akhirnya kami meluncur ke masjid dan sampai di masjid pas dimulai adzan. Saya pun tak pernah kembali ke perusahaan itu lagi setelah selesai jumatan.
Lain lagi dengan hal yang dialami oleh salah seorang adik saya. Ia bisa di terima pekerjaan tersebut tetapi dengan syarat melepas jilbab…!!
jiaannnn…
Bukankah menutup aurat adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah?
Ingat firman Allah ( ben rodo agamis)
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.( QS Al- Ahzab : 59)”
Apakah jilbab itu nyriweti dan akan dapat mengganggu aktifitas pekerjaannya?
Sungguh sangat tidak masuk akal jika mereka menggunakan alasan tersebut.
Dari hal tersebut di atas, maka sungguh maha benar firman Allah (walah sok rodo agamis maneh)
:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu (QS Al Baqarah :120)”
Wallahu a’lam bissawaab.
Catatan ini saya dedikasikan kepada semua penganggur berat pencari kerja. Memang mencari penghasilan adalah perkara hidup dan kehidupan, tetapi masalah aqidah adalah perkara hidup dan mati. Suwargo ro neroko.