Empat tahun yang lalu Prancis sempat geger, karena sekolah-sekolah di negeri itu tiba-tiba menerima kiriman buku berjudul "Atlas of Creation" yang ditulis dan diterbitkan oleh Harun Yahya, seorang penulis dan ulama asal Istanbul, Turki. Kontan, menteri pendidikan Prancis memperingatkan para guru sekolah untuk tidak menggunakan buku tersebut, karena isinya dianggap bertentangan dengan standar pendidikan di Prancis yang berbasis pada konsep sekulerisme.
Dalam buku tersebut, Harun Yahya menolak Teori Darwin, yang selama ini diyakini dan disebarkan oleh masyarakat Barat sebagai teori evolusi manusia. Penolakan terhadap Teori Darwin inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa Prancis begitu gusar dan melarang buku Harun Yahya itu digunakan di sekolah-sekolah.
Tapi Harun Yahya tetap gencar menyebarkan penolakannya terhadap Teori Darwin, yang disebutnya sebagai teori yang tidak ilmiah dan sudah runtuh. Bulan ini, tim Harun Yahya malah menggelar sejumlah konferensi tentang pandangannya itu ke tujuh kota di Prancis, termasuk di Paris.
Di sebuah sekolah muslim di utara Paris, sekitar 100 siswa tekun mendengarkan penjelasan dua orang tim Harun Yahya tentang kesalahan-kesalahan teori evolusi. Mereka mengatakan, seorang muslim selayaknya tidak menerima teori itu.
"Manusia bukan keturunan kera (menurut Teori Darwin)," kata Ali Sadun dari tim Harun Yahya, yang membuat para siswa dan siswi sekolah itu tertawa cekikikan.
"Teori evolusi Charles Darwin, adalah teori yang mengklaim berbasis ilmiah untuk mendukung atheisme. Orang yang meyakini teori evolusi itu, tidak bisa menerima keberadaan Sang Pencipta ..."
"Kehidupan bukan sebagai akibat dari proses perubahan, kehidupan adalah hasil ciptaan sebuah kekuatan yang Maha Besar, yaitu Allah," sambung Sadun.
Setelah Sadun, pembicara lainnya adalah Avni Karahisar yang membeberkan tentang "mukzizat ilmu pengetahuan dalam kitab suci Al-Quran." Ia menjelaskan pada para siswa bahwa Al-Quran sudah lebih dulu memprediksi banyak penemuan-penemuan ilmiah modern, seperti teori Bing Bang dan orbit-orbit planet.
"Teknologi yang ada sekarang membuktikan kebenaran yang sudah dikabarkan Al-Quran sejak 1.400 tahun yang lalu, dan membuktikan dengan cara yang ajaib bahwa Al-Quran adalah kalam Allah Yang Mahakuasa," tukas Karahisar.
Untuk kali ini, kementerian pendidikan Prancis tidak punya otoritas untuk membubarkan acara yang digelar tim Harun Yahya itu, karena diselenggarakan di institusi swasta. Seorang guru di sekolah Islam itu mengatakan, "Sebagai sekolah Muslim, kami beruntung memiliki orang-orang yang memberikan kita perangkat untuk perdebatan ini." Menurutnya, para praktisi pendidikan di Prancis menyebut Harun Yahya sebagai fundamentalis Islam karena pandangan-pandangannya tentang penciptaan alam semesta dan manusia. Tapi guru tersebut menilai para praktisi pendidikan itulah yang sebenarnya para fundamentalis sekuleris.
Pandangan Harun Yahya tentang penciptaan alam semesta dan penolakannya terhadap Teori "evolusi" Darwin juga mengguncang kalangan ilmuwan sekuler di seluruh dunia. Banyak ilmuwan dari Eropa, Amerika bahkan dari Turki sendiri yang menertawakan dan mencemooh Harun Yahya. Mereka menilai Harun Yahya membuat banyak kesalahan dalam argumennya. Meski situasi itu tidak menggoyahkan para pengikut "teori" Harun Yahya dan penjualan bukunya tetap laris manis.
source : Global Muslim Community