Pada mulanya Iblis dan Malaikat berada di satu tempat.
Mereka menyembah Allah dengan penuh ketaatan. Dan sampailah waktunya makhluk
lain bernama manusia diciptakan. Ia bernama Adam dan dibuat dari lumpur tanah.
Allah Sang Penguasa langit dan bumi memerintahkan Iblis dan
malaikat untuk bersujud kepada adam. Malaikat yang dibuat berasal dari nur atau
cahaya melakukan aa yang diperintahkan Allah dengan penuh ketaatan. Sedangkan
iblis menolak melakukannya.
Iblis mengkoreksi perintah Tuhan dengan asumsi bahwa ia
memiliki derajat lebih tinggi dari manusia. Manusia dibuat dari tanah dan iblis
dibuat dari api. Maka tidak cocok iblis yang dari api menyembah manusia yang
dibuat dari tanah. Iblis tahu bahwa Tuhan memang layak disembah dan diibadahi.
Akan tetapi ia lebih mementingkan pendapatnya, perasaannya
bahwa manusia tidak layak disembah karena ia berasumsi derajat manusia lebih
rendah. Maka meskipun ia masih menyembah Allah tapi ia enggan menyembah
manusia. Padahal perintah menyembah manusia itu hanya satu kali.
Karena pembangkangan satu perintah itulah ia diusir dan
dilemparkan ke dunia dan sampai akhir hayat ia memiliki status KAFIR. Karena ia
kufur kepada Allah dengan membangkang perintah Allah meskipun ia masih
menganggap Allah sebagai Rabb dan mengibadahinya.
Bagaimana keadaan manusia setelahnya?
Ternyata setelah iblis dan manusia ditempatkan di temat yang
sama keadaan manusia malah jauh lebih buruk. Tidak seperti iblis yang hanya melanggar satu
perintah akan tetapi manusia membangkang banyak perintah.
Iblis cenderung lebih takut dengan Allah dan masih
menganggap Allah adalah Tuhan dan layak disembah. Sedangkan manusia tidak ada
takutnya dengan Allah. Banyak diantara manusia tidak mau dan enggan untuk
sekedar menyembahNya.
Manusia disuruh untuk menyembah Allah lima kali dalam sehari
ditinggalkan semua dan iblis hanya meninggalkan satu kali perintah yaitu
menyembah manusia yakni Adam.
Iblis hanya satu kali mengkoreksi perintah Allah sedangkan
hari ini banyak sekali manusia-manusia yang lebih keji dengan mengkoreksi
berbagai perintah Allah. Mereka mengkoreksi perintah Allah sesuai dengan
perasaan dan pertimbangannya.
Ketika disuruh negakkan hukum hudud mereka mengkoreksi
perintah itu dengan mengatakan ‘itu tidak sesuai ditempat kami’.
Ketika disuruh memutuskan sesuatu dari apa yang di turunkan
oleh Allah berupa kitab suci mereka mengatakan ‘kami sudah memilki konstitusi
sendiri’.
Ketika disuruh menutup aurat secara sempurna mereka berkata ‘itu
tidakk sesuai dengan budaya kami’.
Dan banyak sekali hal hal yang mereka koreksi. Dan tulah
yang membuat iblis bingung.
Bagaimana tidak, manusia selalu saja menyebut dalam
umpatannya ketika mendapati kebejatan mereka menyamakan pelaku kebejatan
tersebut denga iblis. Dan tentu saja hal ini membingungkan iblis. Manusia yang
banyak sekali mengkoreksi perintah Tuhan dan bahkan enggan menyembah Tuhan tentunya
perbuatan itu melebihi kebejatan iblis yang hanya memiliki satu pelanggaran
yakni menolak menyembah Adam.