Fashion Era

Hakekat Iblis, Musuh Abadi Anak Adam


Pada mulanya Iblis dan Malaikat berada di satu tempat. Mereka menyembah Allah dengan penuh ketaatan. Dan sampailah waktunya makhluk lain bernama manusia diciptakan. Ia bernama Adam dan dibuat dari lumpur tanah.



Allah Sang Penguasa langit dan bumi memerintahkan Iblis dan malaikat untuk bersujud kepada adam. Malaikat yang dibuat berasal dari nur atau cahaya melakukan aa yang diperintahkan Allah dengan penuh ketaatan. Sedangkan iblis menolak melakukannya.

Iblis mengkoreksi perintah Tuhan dengan asumsi bahwa ia memiliki derajat lebih tinggi dari manusia. Manusia dibuat dari tanah dan iblis dibuat dari api. Maka tidak cocok iblis yang dari api menyembah manusia yang dibuat dari tanah. Iblis tahu bahwa Tuhan memang layak disembah dan diibadahi.
Akan tetapi ia lebih mementingkan pendapatnya, perasaannya bahwa manusia tidak layak disembah karena ia berasumsi derajat manusia lebih rendah. Maka meskipun ia masih menyembah Allah tapi ia enggan menyembah manusia. Padahal perintah menyembah manusia itu hanya satu kali.

Karena pembangkangan satu perintah itulah ia diusir dan dilemparkan ke dunia dan sampai akhir hayat ia memiliki status KAFIR. Karena ia kufur kepada Allah dengan membangkang perintah Allah meskipun ia masih menganggap Allah sebagai Rabb dan mengibadahinya.

Bagaimana keadaan manusia setelahnya?

Ternyata setelah iblis dan manusia ditempatkan di temat yang sama keadaan manusia malah jauh lebih buruk.  Tidak seperti iblis yang hanya melanggar satu perintah akan tetapi manusia membangkang banyak perintah.

Iblis cenderung lebih takut dengan Allah dan masih menganggap Allah adalah Tuhan dan layak disembah. Sedangkan manusia tidak ada takutnya dengan Allah. Banyak diantara manusia tidak mau dan enggan untuk sekedar menyembahNya.

Manusia disuruh untuk menyembah Allah lima kali dalam sehari ditinggalkan semua dan iblis hanya meninggalkan satu kali perintah yaitu menyembah manusia yakni Adam.

Iblis hanya satu kali mengkoreksi perintah Allah sedangkan hari ini banyak sekali manusia-manusia yang lebih keji dengan mengkoreksi berbagai perintah Allah. Mereka mengkoreksi perintah Allah sesuai dengan perasaan dan pertimbangannya.

Ketika disuruh negakkan hukum hudud mereka mengkoreksi perintah itu dengan mengatakan ‘itu tidak sesuai ditempat kami’.

Ketika disuruh memutuskan sesuatu dari apa yang di turunkan oleh Allah berupa kitab suci mereka mengatakan ‘kami sudah memilki konstitusi sendiri’.

Ketika disuruh menutup aurat secara sempurna mereka berkata ‘itu tidakk sesuai dengan budaya kami’.

Dan banyak sekali hal hal yang mereka koreksi. Dan tulah yang membuat iblis bingung.
Bagaimana tidak, manusia selalu saja menyebut dalam umpatannya ketika mendapati kebejatan mereka menyamakan pelaku kebejatan tersebut denga iblis. Dan tentu saja hal ini membingungkan iblis. Manusia yang banyak sekali mengkoreksi perintah Tuhan dan bahkan enggan menyembah Tuhan tentunya perbuatan itu melebihi kebejatan iblis yang hanya memiliki satu pelanggaran yakni menolak menyembah Adam.